Ya...
Kau sungguh membuatku frustasi.
Baru saja kemarin kau tunjukkan aku hidup kembali.
Kau memberikanku makna harapan yang indah.
Tapi mengapa kini justru menjerumuskan ku pada lubang
hitam.
Seakan semuanya berada di jalan buntu.
Tak sanggup aku berjalan sendiri seperti ini.
Rasanya ingin tenggelam dan menghilang sajalah.
Penat. Sedih. Bingung. Putus asa.
Berbaur menjadi suatu ketidakjelasan.
Mengubah arah dan tujuan menjadi tak menentu.
Ya...satu kata yang sungguh membuat aku terpuruk lagi.
Entah sampai kapan kata itu terngiang di telingaku.
Seberapa lama lagi kata itu hinggap di pikiranku.
Kata yang begitu indah jika pertanyaannya pun indah.
Tapi tidak untuk sebaliknya.
Yang telah menjatuhkan harapan-harapan indahku.
Perjalanan yang bagiku itu tidak mudah dilalui.
Kini dengan mudahnya pupus hanya dengan satu kata “Ya”
Ooh..sungguh kejamnya engkau Ya.
Tak peduli betapa pun orang mengharapkan kau terucap
karena pertanyaan indah.
Kau bahkan tak peduli apapun dan siapapun yang
mengucapkannya.
Tapi apalah daya
aku ini untuk mengubah engkau.
Kau tetaplah hanya sebuah kata, “Ya”
Yang akan bermakna indah jika itu berasal dari
pertanyaan indah.
Dan akan memusnahkan harapan jika itu sebaliknya.
Itulah engkau, Ya...
Itulah engkau, Ya...