Jumat, 25 September 2015

Langit tanpa batas part 2

Langit yang masih dan akan selalu tak ada batasannya. Begitu sejuknya sore ini. Sudah beberapa waktu tidak se sejuk ini. Mungkin banyak orang yang sudah mendambakan seperti ini. Mendung. Yaah, langit sore ini cukup sejuk karena awan mendung yang malu-malu untuk menurunkan hujan.
Masih terlintas di benakku bagaimana aku melewati masa yang amat sulit itu sendiri. Alam yang seperti ini akan selalu membuatku teringat semua hal itu. Semakin mendung dan hingga hujan turun, aku akan semakin mengingatnya. Satu hal yang tak kusukai dari hujan, aku tak mampu mencegah datangnya semua kenanganku. Namun, banyak juga hal yang aku suka dari hujan. Ketika hujan aku mampu menumpahkan semua kekesalanku. Ketika hujan aku akan lebih bersyukur karena masih mampu melewati masa sulitku. Ketika hujan aku mampu memejamkan mataku dengan penuh makna, meskipun akan nenitikkan air mata. Ketika hujan aku bisa mengingat apa yang telah menjadikanku tegar. Ketika hujan aku mampu tertawa bebas. Ketika hujan aku mampu berfikir jernih. Ketika hujan aku mampu melakukan hal hal yang diluar kendaliku. Dan ketika hujan pula aku mampu bertambah tegar menghadapi apapun itu. Aku sanggup menghadapi segala rintangan yang bagiku itu sangat tidak mudah. Tapi aku mampu bertahan.
Pandanglah selalu langit yang membentang luas tanpa batas. Kelak semuanya akan baik-baik saja dan mimpimu akan tercapai. Yakin dan percayalah:')

Langit tanpa batas

Entah apa yang ada di pikiranku saat ini. Apa karena secangkir kopi hangat yang beberapa jam lalu aku nikmati bersama kawan lama dan baru. Atau karena memang ada sesuatu yang menghalangi mataku untuk terpejam. Mungkin ada yang terpikirkan namun tak mampu mengungkapkan. Hmmm sungguh mengganggu, sangat mengganggu. Aku mungkin bisa lari dari masalah yang aku hadapi ini. Tapi faktanya, sekalipun aku berlari itu akan semakin mendekatkanku pada hal dan problema yang baru sedangkan yang aku hindari saja belum terpecahkan. 
Malam ini mungkin aku baru bisa menuangkan lewat tulisan ini lagi, setelah beberapa waktu lalu tidak ada waktu untuk menuliskannya. bukan, bukan tidak ada tapi aku malas melakukannya. Padahal begitu banyak hal yang mestinya aku ungkapkan dan aku kenang, namun aku melewatkannya. Hanya karena terhanyut perasaan. Sungguh memalukan. Kapan aku akan bersikap benar-benar menampakkan kedewasaanku? huufft sungguh tidak mudah. 
Semuanya terasa melelahkan. Aku banyak mengeluh, terutama pada diriku sendiri. Padahal tidak seharusnya aku seperti itu. Sudah sepantasnya aku dapat menghadapi semuanya tanpa banyak keluhan. Huuhh saat ini saja aku masih terpikirkan dia. Yaah memang wajar aku masih memikirkannya, meskipun hanya terkadang. Entahlaah apa yang merasukiku hingga aku rasanya begitu berat melepaskannya. Mungkin karena imanku yang masih kurang kokoh. Namun, di sisi lain aku merasa sudah siap dengan apa yang aku putuskan demi masa depanku dan keluarga serta buah hatiku. Aku selalu berusaha menampakkan kebahagiaan dalam diriku. Berusaha yang terbaik dan berjalan terus tanpa memandang kebelakang lagi. Sesekali aku mungkin menengok kebelakang, namun aku tidak pernah berhenti berjalan. 
Aku selalu mengharapkan hasil yang sesuai dengan apa yang aku kerjakan, bahkan berharap lebih dari itu. Aku mampu, Pasti mampu. Yakin. Tapi semua itu memang tidak mudah. Tak apalaah, teruslah saja berjalan Ci. Tak perlu mengkhawatirkan apapun, jangan pedulikan apapun. Gapailah tujuanmu. Dunia terbentang luas, kau bisa menjelajahinya. Bahkan langit pun tanpa batas, teruslah bermimpi dan gapailah semuanya. Jangan pernah sesekali untuk menyerah. Yakinkan dirimu, kau pasti bisa, sekalipun harus menopang segalanya seorang diri. Tetaplah tersenyum bagaimanapun keadaannya:)

Selasa, 07 Juli 2015

Why I Can't See You Now??

Mungkin nanti suatu saat kau akan mengerti apa yang akan terjadi. Mungkin juga kau akan memahami apa yang aku maksudkan. Aku mohon maaf atas kelancanganku padamu. itu semua semata karena aku tidak ingin kehilanganmu. Bukan sebagai teman, apalagi kekasih. Tapi sebagai sahabat. Cukup sahabat saja, aku ingin selalu bersamamu. Aku mungkin saat ini telah sangat menyayangimu. Entah bearawal darimana dan sejak kapan perasaan itu ada. Tapi aku tidak ingin kehilangan perasaan itu terhadapmu. Jangan membuatku berpaling darimu. Aku sungguh ingin selalu bisa melihatmu dan bersamamu di setiap hari-hariku. Satu hari tidak bertemu dirimu, rasanya ada yang hilang dan kurang dalam rutinitasku. Maaf sobat, aku sangat menyayangimu dan tidak ingin kehilangan dirimu. Mungkin kau tak akan pernah tau perasaan ini. Terima kasih telah berada di sisiku kala aku terjatuh dan membuatku tersenyum kembali. Miss you, Love you, Need you..>ie_br<

Senin, 23 Maret 2015

Tentang Rasa

Tentang perasaan yang ada sekarang ini sangat rumit memang. hanya berharap sesuatu yang baik saja untuk menyambut hari-hari. Hanya selalu memohon pada Yang Kuasa agar diberi kemudahan menjalani hari-hari yang begitu rumit ini. Tentang perasaan? yaah, tentang apa yang aku rasakan sampai detik ini. Jujur, aku masih merindukannya. Merindukan sosok yang selalu hadir di hari-hariku selama beberapa tahun terakhir ini. miris memang jika mengingat kejadian pelik yang sudah menyayat hatiku. Tapi ini bukan tentang sakit. Tapi tentang bagaimana aku harus bisa menyikapi perasaan yang masih bergelayut ini. Bukan juga tentang bagaimana menghapuskan kenangan, menghilangkan perasaan, melupakan bahkan meningkalkan. Tapi ini tentang bertahan. Yaaa bertahan. Tepat sekali. Aku harus bisa bertahan menjalani kondisi yang seperti ini. Mungkin ini jalan dari Yang Kuasa untukku agar aku lebih siap menghadapi kehidupan selanjutnya. Juga agar aku bisa lebih memaknai apa itu SABAR?. Mungkin ada yang menyebut sabar itu ada batasnya. Padahal, sabar itu tidak pernah ada batasnya. Begitu pula dengan kesempatan. Kesempatan pun tak berbatas. Hanya manusia saja yang serakah dan selalu ingin membatasi kehendak Tuhan. Padahal Tuhan sudah memberikan jalan terbaik pada setiap makhlukNya. Tapi dimata manusia, segalanya itu tergantung pada dirinya. Padahal tidak demikian, tidak semua hal hanya berpusat pada diri masing-masing. Memang, pilihan hidup itu tergantung individu. Tapi takdir sudah ada di tangan Tuhan. Takdir hanya bisa diubah dengan doa, bukan hanya berusaha saja. Percuma berusaha jika tidak di iringi dengan doa dan tawakkal.
Dan yang bisa aku lakukan saat ini, hanya membuat coretan kecil yang isi dan intinya hampir sama. Masih mengharapkannya. Dia yang sudah mengubah kehidupanku hingga sejauh ini. Dia yang sudah membuatku belajar bagaimana melatih kesabaran dan tegar menjalani kehidupan dengan kondisi yang dia buat seperti ini. Sungguh miris memang kehidupanku saat ini. tapi inilah tentang perasaan. tentang bagaimana menyikapinya. tentang bagaimana mengendalikannya. Agar terus mampu bertahan walau tidak mudah.(23.3.15.12.22)

Rabu, 18 Maret 2015

Tentang Saat Ini

Segalanya memang selalu mengalir seiring dengan Kehendak-Mu Allah. namun mengapa terasa begitu sulit? begitu berat? begitu menyedihkan?
tak terasa memang sudah melewati bulan ketiga dimana hari ini juga merupakan hari lahir buah hatiku yang menginjak usianya 2 tahun. dia semakin besar. namun aku belum mampu selalu bersamanya. Maaf, hanya kata itu yang bisa aku ucapkan kepada semua keluargaku. bahkan kepada suamiku, keluarganya juga teman-temannya. aku mungkin bukan wanita yang seperti mereka fikirkan. tapi yang jelas, aku hanya berusaha untuk teguh pada pendirianku. semuanya terasa hilang, sirna, pupus sudah yang bisa dirasakan. Entah apa yang akan terjadi hari ini, esok bahkan hari-hari berikutnya. aku tak tau...
yang aku tau kini aku sendiri dengan segala keadaan yang tidak mudah untuk ku jalani sendiri. entah sampai kapan. 
hanya pengharapan dan doa yang selalu ku ingat. Semoga Engkau selalu disisiku Ya Allah..Amin.

Sabtu, 21 Februari 2015

sedikit siratan baru

mungkin emang aku masih selalu mengharapkan keluarga kecilku berkumpul kembali. aku merindukan kehadiran mereka. sangat merindukannya. apa yang harus aku lakukan sekarang ini? apa yang harus aku lakukan ketika aku merindukan mereka? mungkin, ketika aku bersama teman-teman aku bisa menyampingkan perasaanku. tapi tetap saja ketika aku sudah kembali pulang hanya seorang diri perasaan itu kembali menghampiri. setiap dalam keadaan sendiri, aku amat sangat terasa kehilangan. kehilangan keluarga kecilku. kehilangan suamiku, anakku. semua keluarga besar yang sudah terjalin. Allaah, apa ini semua cobaan dari Engkau?
tapi apa harus dengan seperti ini? apa harus terpisah-pisah seperti ini? apa harus selalu menahan rasa rindu, sayang, cinta, setia..
aku ingin merasakan rasa itu lagi Allah..merasakan kebersamaan dengan penuh cinta dan kasih sayang yang begitu ikhlas mengalir dalam kesetiaan. aku ingin merasakan dan melewatkan janji-janji yang pernah diucapkan oleh suamiku Allah. aku masih ingin berjalan sesuai dengan perintah Engkau Allah. aku masih ingin menjadikan keluargaku menjadi keluarga seperti keluarga para suri tauladan ya Allah. berikanlah yang terbaik untuk keluarga kecil dan keluarga besarku Allah. Amiin.