Sudah dini hari, tapi mataku masih belum bisa terlelap.
Aku kangen. Beneran. Mungkin ini terdengar aneh.
Oh tidak, tidak aneh..Itu hal yang normal.
Namamu berangsur masuk ke otakku diatas hafalan SIG ku
yang terlanjur lebih dulu masuk ke otakku.
Kamu menggangu sekali.
Tiga hari yang lalu, kemarin dan hari ini, kamu kembali lagi.
Masih di tempat yang sama,
Di otak dan hatiku.
Jujur..
Aku benci.
Kamu datang, memberi kabar, lalu pergi..
Ingin rasanya aku dapat memilikimu.
Tapi, mengingat kata-katamu kemarin, aku serasa memuai.
Kalau aku bom, aku sudah meledak dari kemarin.
Sakit, iya?
Tapi itu realita, hanya butuh waktu untuk menerimanya.
Sore tadi hujan.
Ya memang hari belakangan ini hujan selalu mengguyur kota ini..
Deras, meninggalkan bau tanah basah dan udara yang dingin.
Rasanya aku ingin berlari dan menuju kota itu
Segera menemukan hati yang pernah tertinggal di sana
Kangen.
Berharap kamu tahu.
Walaupun sebenarnya kamu tak akan pernah tahu.
Ah, tidak..rasanya kamu pasti lebih tau tapi tidak peduli.
Tapi aku masih berharap kamu peduli.
Walaupun kamu tipe orang yang cuek setengah mati.
Kangen.
Tapi aku berusaha untuk tidak kangen.
Rumit ya? Kangen itu memang selalu rumit kok!
Lebih rumit lagi, kalau aku merasakannya tapi kamu tidak merasakannya.
Cara terbaik adalah menahannya, melupakannya, atau mungkin membuangnya jauh
dari otak ku ini, segera!
Berhasil atau tidak? Itu urusan belakangan.
Kalau aku kangen, cukup menatap jendela
mengetuk-ngetuknya dengan tangan,
berharap nafasmu ikut berembun disitu.
Terobati atau tidak?
Itu urusan belakangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar